Translate

Minggu, 16 Maret 2014

filem horor mama

Filem horor


1361792973680134753
Adegan dalam film Mama (kredit foto www.psucollegio.com)
Judul     Film        :  Mama (2013)
Sutradara            :  Andres Muschietti
Bintang                 :  Jessica Chastain, Nikolaj Coster-Waldau, Megan Charpentier, Morgan McGarry, Isabelle Nélisse, Maya Dawe, Sierra Dawe, Daniel Kash
Rated                    :  **
Alkisah pada 2008 depresi ekonomi membuat seorang pria di Amerika membunuh rekan bisnis dan istrinya.  Kemudian dia nekat membawa kabur dua orang putrinya, Victoria berumur 3 tahun dan Lily berumur sekitar setahun dengan mobilnya.  Di tengah perjalanan mobilnya mengalami kecelakaan dan terperosok di tengah hutan.  Sang Ayah membawa kedua putrinya ke sebuah pondok yang terbengkalai dan berniat membunuh mereka.  Sebelum niat itu terlaksana “sesuatu” menyergap ayah yang stress dan tidak bertanggungjawab  ini .
Secara resmi mereka hilang.  Sampai lima tahun kemudian dua orang penjelajah hutan menemukan mobil yang terperosok dan menelusuri jejak hingga pondok. Yang mereka temukan dua mahluk kecil sepintas mirip hewan liar.  Ternyata mereka adalah Victoria dan Lily.
Gagasan awal cerita yang menarik mengingatkan saya pada cerita anak yang dipelihara oleh serigala. Tentunya sudah terbayang teka-teki dalam film ini siapakah yang memelihara mereka atau paling tidak apa yang membuat mereka bisa bertahan hidup.  Sampai di sini Mama yang disutradarai  Andes Muschietti sudah memikat.  Tim peneliti dari sebuah institut menyimpulkan mereka bisa bertahan karena “menciptakan” malaikat pelindung yang mereka sebut Mama.  Suatu hal yang logis karena bagaimana pun juga manusia adalah”hewan”  yang punya mekanisme bertahan hidup sendiri. Mereka hanya dinilai mengalami perubahan perilaku karena tidak adanya interaksi sosial dan mengalami stress.
Di lain pihak Lukas (Nikolaj Coster-Waldau)  saudara ayahnya dibantu kekasihnya Anabel (Jessica Chastain)  mengadopsi mereka dan mencoba memperbaiki kondisi kejiwaaan kedua keponakannya ini. Sang Kakak Victoria (Megan Charpentier)   lebih mudah beradaptasi karena pernah mengalami “sosialisasi manusia” sebelumnya lewat pemberian kacamata, tetapi tidak demikian dengan Sang Adik, Lily (Isabelle Nelisse) yang selalu tidur di bawah kolong ranjang kakaknya.
1361793090234552788
Adegan dalam film Mama (kredit foto Next Projection.com)
Pelan-pelan misteri terbuka bahwa “sesuatu” yang selama ini membuat kedua kakak-beradik itu
bertahan hidup tidak mau melepaskan keduanya begitu saja. Bahkan mengancam jiwa Lukas dan Anabel.  Penyelidikan Anabel dan Lukas menemukan bahwa sesuatu itu berhubungan dengan kejadian yang mengerikan sekitar pondok itu pada abad ke 19.  Sesuatu yang berhubungan dengan  seorang perempuan yang kehilangan bayinya dan ingin mencari anak pengganti.  Cerita pun menukik menuju klimaksnya pertempuran merebut kedua adik kakak ini  antara sesuatu dengan Lukas dan Anabel.
Sekalipun hanya bertindak sebagai Eksekutif Produser tetap saja Guillermo Del Toro memberikan ciri khas bagi Mama. Pertama, tampaknya sineas kelahiran Guadalaraja,Meksiko, 9 Oktober 1964 ini memberikan nuansa horror klasik 1970-an  ala The Exorcist (1973) yang menampilkan kengerian lewat kegelapan, bayangan dalam cahaya temaram yang mulanya tak jelas namun di akhir cerita tampak utuh. Umumnya plotnya menukik ke klimaks di akhir cerita.
Sejumlah film yang melibatkan  Del Toro, seperti Don’t Be Afraid The Dark (2010), Pan’s Labyrinth (2006), Los Ojos de Julia (2010), The Devil’s Backbone (2001) nuasanya nyaris serupa.  Ciri lain ialah Del Toro memasukan unsur seperti dongeng dan sejarah –sebetulnya juga cara membuka misteri ala film horror klasik- hingga membuat plot begitu kuat.  Hingga kemunculan sesuatu yang mengerikan itu mempunyai hubungan sebab akibat.
Catatan terakhir untuk Mama, dalam cerita Lukas digambarkan sempat koma, begitu juga dengan psikolog anak dr.dreyfuss  (Daniel Kash) yang cerewet tetapi sebetulnya bermaksud baik mengalami nasib buruk membuat praktis setengah film  merupakan pertarungan para perempuan.Tepatnya pertarungan para ibu, esksistensi para ibu.  Kharakter Anabel yang bergaya punk rock, tetapi diam-diam punya naluri keibuan juga hal yang memikat.  Sayangnya penampilan sesuatu yang gerakannya masih terpengaruh horror Jepang sebetulnya sedikit ketidakkonsistenan dari pakem Del Torro. Begitu juga lemari pakaian tempat bersembunyi “sesuatu menakutkan itu”  bukan hal yang baru.



3 komentar: